Salam Semangat!
-Diny Khunaeni-
ALOGO,
naskah yang ditulis oleh Bapak Sumihar Deny T.T dan juga disutradarai olehnya. Alogo
yang dulu bukanlah yang sekarang, dulu ditendang sekarang kau disayang,
jebret-jebret josh!asiik oke sekip. Kenapa seperti itu? Karena dulu naskah
ini sempat ingin dipentaskan tetapi tidak jadi karena ada beberapa hal yang
menyebabkan, ya tidak jadi dipentaskan. Tidak untuk sekarang, naskah ini pasti
akan dipentaskan dan pasti akan berhasil karena banyak sekali yang mendukung
proses ini, aamiin.
Hari
pertama latihan alogo, saya datang dan sempat mengikuti olah tubuh walaupun
terlambat karena ketidaktahuan dimana tempat latihan, kata Nilam di Tercil Baru,
saya kesana tidak ada, lalu saya ke terbuk lagi, nihil. Lalu ke belakang FIP tapi
sepi akhirnya bertemu Kak Dinda dan Maswal ternyata di Pendopo FIP, katanya.
Yap saya datang dan terlambat, tetapi keterlambatan itu telah saya bayar dengan
push up sebanyak 30 kali. Setelah
itu, saya tidak begitu yakin ingin mengikuti proses ini karena beberapa
kendala, namun sang Bapak Deny menguatkan dan memberi semangat apalagi dengan
latihan hanya 3 kali seminggu jadi bisa membagi waktu dengan tugas-tugas kuliah,
dan saya pun semangat! Minggu kedua latihan alogo saya datang tepat waktu jam 4
sudah di terbuk bersama Kak Adi, tapi orang-orang tak kunjung datang, dan
ternyata latihannya di Pendopo FIP lagi, terimakasih Mas wal dan bang Step
sudah memberi tahu. Olah tubuh dipimpin oleh Kakak Stefanus Hutajalu, rindu
sekali dengan olah tubuh yang hanya baru beberapa menit sudah mengucurkan
keringat sangat banyak. Setelah sholat maghrib, para prajurit berlatih
sedangkan beberapa yang tidak menjadi prajurit reading naskah. Saya pun reading
mencoba menjadi Putri Tapian. Latihan selesai, sepulangnya saya 3 kali baca
naskah lagi, karena kata Kak Deny minimal 3 kali baca naskah lagi heheu. Latihan
hari ke-2 di minggu kedua, casting Putri Tapian tapi saya tidak berhasil
memerankan dengan baik sosok Putri Tapian. Keesokannya Bapak Deny menawarkan
kesempatan kepada saya untuk casting lagi dan menasehati saya untuk
tetap menjadi diri sendiri. Ya hari ke-3 latihan saya ikut casting lagi,
saya dan Ziya di keep untuk memerankan Putri Tapian dan Dayang-dayang
Putri Tapian, antara kami belum tentu, tapi terimakasih Bapak saya senang telah
memercayai saya.
Latihan
hari itu di alun-alun UNJ, karena tempat yang sudah nyaman menurut kami di
sabotase oleh oknum tertentu, menyedihkan. Di alun-alun sangat ramai membuat
latihan kurang nyaman, sangat terlihat raut wajah Bapak Deny sangat sedih
apalagi dompetnya hilang, apakah sudah ketemu sekarang?
Ada
yang sedang main musik, ada yang sedang latihan menari, ada yang hanya
duduk-duduk saja menikmati keindahan kampus tercintanya. Kami pasti dapat
tempat latihan kami kembali, semoga. Kesedihan hari itu sedikit terbayar dengan
teriakan kami yang membuat semua mata tertuju pada kami. Apa Liat-Liat, Kami
Aktor Bukan Televisi, Hoh!
No comments:
Post a Comment