Monday 9 June 2014

Ayahku dan Ingatan Kecilku



Masih ingatkah kau akan sore yang selalu tertawa?
Sore yang selalu penuh dengan langkah-langkah pulang kerjamu
Dan sedikit beban ayunan pada kaki kokohmu
Lalu bagaimana dengan sedikit gendongan pada bahu kekarmu?
Dan pelukan erat tangan kecil pada punggungmu
atau gelak tawa mungil yang selalu meniru gelak tawa besarmu

Sore selalu punya senyum yang menarik tuk diingat
Mengingat usapan tangan pada rambutku yang selalu berantakan
Mengingat permen-permen manis yang kau jejalkan ketangan berlumpurku
Mengingat handuk leher yang kau gunakan tuk memukul pantatku
Mengingat kerincingan uang logam sekedar membeli anak mas
Mengingat sedikit bentakan pada lecet akibat terjatuh tadi siang
Mengingat makan bersama dan semua tatatertibmu
Selalu ada waktu bersantai disore hari
Hanya saja, aku sangat ingin melupakan pagi yang dingin
kala kau berkata “Tidurlah besok kaukan sekolah”
Lalu kaupun pergi…
Sepertinya tidak ada yang salah jika aku merindukanmu

Februari 2010

No comments:

Anugerah

Dari pinggiran trotoar yang kehilangan hangatnya matahari, seorang anak menangis setengah mengigil. Beberapa keping uang receh digenggaman...