Wednesday 26 March 2014

Catatan Pemain (Semangat Proses Alogo!)

Seperti minggu-minggu sebelumnya latihana proses alogo berjalan lancar, dengan banyak tambahan ilmu baru, gerakan baru, dan semangat baru.

Latihan pertama di minggu ketiga, Senin 17 Maret 2014, memulai latihan bukan ditempat biasanya yaitu di samping nyelip FIP, karena mencegah adanya hujan menetes ke tubuh kita semua, hiks. Memulai bloking pertama kali pada adegan 1, sambil melihat sambil belajar melihat kaka senior yang mendapat tokoh bermain dengan apik walaupun masih sedikit dibawa bercanda tapi gapapa seruu dan seperti biasa "bapak ga bisa marah nak" oke itu bapak yang baik sungguh. Pulang dengan tepat waktu dan membuat ibu tersenyum manis di depan pintu rumah.

Latihan kedua di minggu ketiga, Selasa 18 Maret 2014, latihan masih di tempat sebelumnya karena prediksi bapak (yang sebenernya salah) kalau hari itu hujan, bapak yang sunggu baik dan penuh cinta. Sebelum memulai bloking adegan, ada pembagian kelompok oleh bapak, karena minimnya jumlah orang-orang yang mengikuti proses Alogo yang seharusnya membutuhkan sangat amat banyak, tapi bapak mengusahakan membagi orang-orang yang ada di latihan mempunyai peran di dalam proses Alogo. Dan saya selain menjadi prajurit ternyata juga mendapatkaaan jengjeng adegan awal perang yaitu ibu-ibu yang nyanyi yang dibunuh prajurit hariara, oke ga masalah sekarang tinggal mengasah suara aja nih yang emang udah bagus banget gila sebenernya dan membayangkan menjadi ibu yang nyanyi abis itu dibunuh (aaaaa tidak anak saya jangan bunuh anak saya aaaa ampun akang ampun uuu ngeri). Sudah semua kebagian peran akhirnya dilanjutkan bloking seperti kemarin dengan tambahan tambahan pendalaman perna mungkin ya.

Latiha ketiga di minggu ketiga, Kamis 20 Maret 2014, kita latihan di depan pendopo FIP, latihan pedang kembali dan mengeluarkan keringat kembali, yea keren. Lebih tepatnya hari itu pembelajaran menyerang dengan pedang yang sangat rumit dengan gaya berputar-putar dan gaya loncat-loncat yang diajarkan bapak tapi saya susah sekali menirunya karena memang tidak biasa latihan fisik dan mencoba seperti itu jadi sudah mencoba jadinya false, sedih teramat sedih mencoba berkali kali masih false, terus mencoba dengan hati nurani semoga bisa tetap saja sulit, tapi itu membuat saya ingin terus mencoba yes belajar dan terus belajar. Setelah magrib pindah lagi ke tempat latihan kemarin hari itu bloking kerjaan hariara yang merayakan kemenangan hutan dan memberi penghargaan kepada Alogo, saya tidak masuk didalamnya tapi mencoba memperhatikan gerak gerik semua pemain ihiy semangat yang bagus teman. Dan setelah menutup sambil menunggu hujan kita cerita banya sama bapak terutama angkatan 2013 dan mendapat banyak pembelajaran walaupun harus pulang duluan karena catur sudah dijemput (ih sok pengertian banget dah sama catur).

Latihan keempat di minggu ketiga, Sabtu 22 Maret 2014, tidak seperti minggu sebelumnya sekarang kita mengadakan latihan keempat yaitu hari sabtu agar kita bisa bertemu alumni dan mempunyai latihan yang panjang. Disini nih senengnya selain latihan pedang dan lain lain, saya merasakan kekeluargaan banget sama bengsas (aihhh makin cinta deh) makan bareng, foto bareng, ketawa bareng, godain orang lewat, gangguin orang tidur, sip banget deh hari itu. Lagi lagi di adegan prajurit bapak mencoba menjelaskan adegan prajurit perang dengan menggunakan daun (ide bagus pak) dengan sabar dan penuh cinta bapak menjelaskan hingga para prajurit mengerti. Dan latihan diakhiri dengan bloking adegan 1 dan adegan masuknya surung, dengan gaya peran yang sudah mereka dalami dan ada perubahan dari sebelumnya, keren qaqa. Kalo kata spongebob "It's the best the best day ever" haha.
Pak ide lirik masih di awang-awang banget nih, maaf ya pak.

Maaf atas keterlambatan catatan minggu ketiga yang seharusnya sudah saya post dari kemarin-kemarin. Semoga semangat kita semakin naik dan terus naik, bisa menjaga mood dengan baik semua pemain.

Oiya kita doakan Bunda Helvy semoga cepat sembuh dan bisa berkumpul lagi di proses Alogo.

Salam prajurit+ibu-ibu, Rista.

No comments:

Anugerah

Dari pinggiran trotoar yang kehilangan hangatnya matahari, seorang anak menangis setengah mengigil. Beberapa keping uang receh digenggaman...