Thursday 15 May 2014

Fisiologis, Sosiologis, dan Psikologis Tokoh Utusan pada naskah Alogo karya Sumihar Deny T Tampubolon




Fisiologis, Sosiologis, dan Psikologis Tokoh Utusan pada naskah Alogo karya Sumihar Deny T Tampubolon

Fisiologis
Sebagai seorang prajurit tokoh utusan memiliki umur yang tidak terlalu tua, sekitar 30 tahun, namun tokoh utusan ini tidak memiliki tubuh yang besar, hanya tubuh dengan berat yang tidak begitu proporsional.
Dan ketika ia menjalankan tugasnya sebagai utusan kerajaan hariara, ia mengenakan ikat kepala dan jubah sebagai kecongkakan dan kesombongannya kala menghadap Raja Dolok, dan membawa gulungan yang berisi titah dari Raja Balga


Sosiologi
Utusan adalah seorang prajurit biasa yang hidup dan mengabdikan dirinya pada kerajaan hariara di bawah pimpinan Raja Balga dan Jenderal Alogo, Kekuatan Jenderal Alogo dan keberhasilan Raja Dolok dalam menguasai kerajaan-kerajaan lain menjadikan dirinya prajurit yang memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi bahwa pasukan dari kerajaan hariara adalah pasukan yang ditakuti di kerajaan manapun.
Ia merupakan prajurit yang sudah sering ikut dalam peperangan dan hidup bersama prajurit lainnya dalam membantu kerajaan hariara untuk menguasai dunia dengan cara menggulingkan raja-raja yang ada di seluruh kerajaan.

Psikologis
Tokoh Utusan adalah tokoh yang memiliki sifat tinggi hati atau sombong hal ini disebabkan karena ia adalah prajurit yang berasal dari kerjaan hariara, dan dengan berlindung dibalik nama Jenderal Alogo dan Raja Balga maka jadilah ia memiliki rasa percaya diri yang tinggi yang menganggap bahwa pasukan kerajaan hariara adalah pasukan yang ditakuti di kerajaan manapun, dan hal itu dapat dibuktikan dari dialognya ketika ia bertemu dengan Raja Dolok di Istana kerjaan Huta.
Hahahaha. Selamat siang yang mulia Raja Dolok  penguasa kerajaan Huta. Apa kabar yang mulia?  Kenapa suasana kerajaan tuan sangat sepi. Bahkan kuburan bisa lebih ceria dari aula tuan yang megah ini.
Karena dilatarbelakangi hal yang sama seperti di atas tokoh utusan juga memiliki sifat omong besar tapi sebagai prajurit jelas terlihat bahwa tokoh utusan adalah tokoh yang sudah sering ikut berperang bersama kerajaan hariara, itulah kenapa ia mengetahui tata aturan dalam peperangan. Dan kedua hal itu terlihat pada dialog berikut.
Tunggu, bahkan dalam keadaan perang sekalipun ada perjanjian yang mewajibkan utusan dari pihak manapun untuk dilindungi. Apakah kau tidak punya tata krama sebagai raja?
Namun sebagai prajurit yang sudah sering berperang, utusan adalah seorang prajurit yang tidak pandai dalam bertarung, hal ini jelas terlihat tidak adanya sedikit pun perlawanan dari utusan terhadap raja Dolok ketika ia ingin dibunuh, ia hanya melawan dengan ucapan saja.
Prajurit seperti ini hanya memiliki kekuatan dalam beretorika dan cenderung tidak memiliki sifat yang rela berkorban untuk temannya, dan dapat dipastikan prajurit yang memiliki sifat seperti ini akan berada di barisan belakang ketika berperang dan lebih mengandalkan otak untuk memikirkan taktik licik bagaimana cara menghabisi musuh tanpa mengotori tangannya sendiri, dan orang seperti ini jika memiliki ambisi yang kuat untuk sebuah kekuasaan maka cenderung akan menghalalkan segala cara dalam mewujudkan ambisinya termasuk mengorbankan teman-temannya. Namun di dalam naskah alogo memang tidak digambarkan demikian, hal ini hanyalah sebuah perkiraan dari gejala yang nampak pada naskah.
Dan hal terakhir yang dapat saya simpulan terhadap tokoh utusan pada naskah alogo ini adalah, tokoh utusan memiliki kesetiaan terhadap Raja Balga, dan Jenderal Alogo, sebab ia termasuk prajurit yang memiliki kebanggaan besar ketika namanya disandingkan dengan nama Alogo dan Raja Balga

Fauzi Afriansyah

No comments:

Anugerah

Dari pinggiran trotoar yang kehilangan hangatnya matahari, seorang anak menangis setengah mengigil. Beberapa keping uang receh digenggaman...