KAJIAN KARAKTER SURUNG DALAM NASKAH ALOGO
Analisis Tokoh yang akan dikaji dalam tulisan ini
dalam naskah ALOGO:
1. Surung
1. SURUNG
-) Fisiologis :
- seorang kakek berusia
sekitar 65-70 tahun
- bertubuh kecil
- kurus
- sedikit bungkuk
- berpakaian lusuh
- memakai ikat kepala.
Surung dalam naskah ini menceritakan
seorang kakek yang bertingkah aneh dan dianggap sebagai orang gila oleh hampir
semua orang. Contoh dalam kutipan “Putri Tapian : Kakek, kakek tidak mati kok. Kakek
masih hidup aku bukan malaikat. Aku Tapian. Putri Tapian. Alogo kau tidak perlu
membunuhnya. Dia hanyalah orang gila
yang selalu berkeliaran” (halaman 13). Selain itu kutipan “Alogo : Putri
Tapian aku tidak ingin mendengar ocehan
orang gila itu suruh dia pergi saat ini juga. Pengawal usir orang gila ini”
(halaman 17). Surung pun sadar kalo ia adalah orang gila. Terlihat dalam
dialognya “bukannya aku tidak mau, putri, tapi coba kau bayangkan jika tiba-tiba
ada orang gila yang mengajakmu ke suatu tempat dengan alasan bahwa disana ada
orang yang membutuhkan bantuan? Tentunya hanya orang gila juga yang akan
mengiyakan panggilanku karena sesama
orang gila kami merasa adanya persamaan nasib. Orang yang merasa waras
tentu tidak akan memahami dan mengerti”(halaman 20). Ucapan-ucapan surung dalam
cerita ini pn sering diabaikan, misal di halaman 19. Ucapan surung untuk
menyuruh Putri Tapian diam, diabaikan oleh Putri Tapian. Surung sering
mengucapkan kata-kata pepatah yang ia ciptakan sendiri. Contoh dalam kutipan “seperti
kata pepatah “seperti penyakit yang tidak bisa disembuhkan oleh tabib”(halaman
19). Namun terkadang surung bersikap bijak, seperti dalam dialognya “....makanya
jangan melihat siapa yang membantu tapi lihat apa yang bisa dibantunya”. Perilaku
dan perkataan surung yang dianggap aneh oleh banyak orang ternyata sering
membuat orang tercengang. Tindakannya yang aneh mampu menyembuhkan Alogo dengan
magnet yang disebutnya pacar besi. Sebenarnya si surung tidak bisa juga
dibilang gila, namun sakti. Karena ia bisa berbicara dengan arwah yang merasuki
Bagas, seperti dalam dialog “hah?kau mengajakku mengobrol? Waduh, kau
benar-benar arwah yang sakti. Kau lebih dari sekedar arwah yang bertengger. Kau
bisa bicara”(halaman 30). Dan surung adalah orang yang baik. Ia membantu Alogo
tanpa pamrih, terbukti dalam dialognya “eh eh eh, terima kasih jenderal, yang
hamba inginkan, biarkanlah hamba tetap menjadi orang gila sahabat jenderal”.
No comments:
Post a Comment