Friday 16 May 2014

KAJIAN KARAKTER SURUNG DALAM NASKAH ALOGO

Analisis Tokoh yang akan dikaji dalam tulisan ini dalam naskah ALOGO:
1.      Surung


1.      SURUNG
-) Fisiologis     :
- seorang kakek berusia sekitar 65-70 tahun
- bertubuh kecil
- kurus
- sedikit bungkuk
- berpakaian lusuh
- memakai ikat kepala.

            Surung dalam naskah ini menceritakan seorang kakek yang bertingkah aneh dan dianggap sebagai orang gila oleh hampir semua orang. Contoh dalam kutipan “Putri Tapian : Kakek, kakek tidak mati kok. Kakek masih hidup aku bukan malaikat. Aku Tapian. Putri Tapian. Alogo kau tidak perlu membunuhnya. Dia hanyalah orang gila yang selalu berkeliaran” (halaman 13). Selain itu kutipan “Alogo : Putri Tapian aku tidak ingin mendengar ocehan orang gila itu suruh dia pergi saat ini juga. Pengawal usir orang gila ini” (halaman 17). Surung pun sadar kalo ia adalah orang gila. Terlihat dalam dialognya “bukannya aku tidak mau, putri, tapi coba kau bayangkan jika tiba-tiba ada orang gila yang mengajakmu ke suatu tempat dengan alasan bahwa disana ada orang yang membutuhkan bantuan? Tentunya hanya orang gila juga yang akan mengiyakan panggilanku karena sesama orang gila kami merasa adanya persamaan nasib. Orang yang merasa waras tentu tidak akan memahami dan mengerti”(halaman 20). Ucapan-ucapan surung dalam cerita ini pn sering diabaikan, misal di halaman 19. Ucapan surung untuk menyuruh Putri Tapian diam, diabaikan oleh Putri Tapian. Surung sering mengucapkan kata-kata pepatah yang ia ciptakan sendiri. Contoh dalam kutipan “seperti kata pepatah “seperti penyakit yang tidak bisa disembuhkan oleh tabib”(halaman 19). Namun terkadang surung bersikap bijak, seperti dalam dialognya “....makanya jangan melihat siapa yang membantu tapi lihat apa yang bisa dibantunya”. Perilaku dan perkataan surung yang dianggap aneh oleh banyak orang ternyata sering membuat orang tercengang. Tindakannya yang aneh mampu menyembuhkan Alogo dengan magnet yang disebutnya pacar besi. Sebenarnya si surung tidak bisa juga dibilang gila, namun sakti. Karena ia bisa berbicara dengan arwah yang merasuki Bagas, seperti dalam dialog “hah?kau mengajakku mengobrol? Waduh, kau benar-benar arwah yang sakti. Kau lebih dari sekedar arwah yang bertengger. Kau bisa bicara”(halaman 30). Dan surung adalah orang yang baik. Ia membantu Alogo tanpa pamrih, terbukti dalam dialognya “eh eh eh, terima kasih jenderal, yang hamba inginkan, biarkanlah hamba tetap menjadi orang gila sahabat jenderal”.

No comments:

Anugerah

Dari pinggiran trotoar yang kehilangan hangatnya matahari, seorang anak menangis setengah mengigil. Beberapa keping uang receh digenggaman...