Kau lihatkah sawah yang setiap hari mengering
dan padi kuning jadi semak belukar
Traktor-traktor yang dulu gagah memutari sawah kita,
kini merenung menggigil berharap karat pada tubuhnya
mengelupas satu demi satu
Sementara para petani sibuk mengurus ujian pegawai negeri
karena katanya itu lebih menjanjikan
Tidakkah kau lihat sawah kita kini hanya lumpur penuh
lintah dan pacet yang terperangkap
bahkan tikuspun kelaparan disawah kita.
Hamparan sawah yang dulu menghampar kuning kini meranggas
dan terlihat menakutkan
Ada masa
para ibu selalu menitipkan bayi mereka pada padi yang mulai
menguning
Dan kau beserta ayah-ayah yang lain selalu menghias padi
kita dengan senyum dan tawa
Lihatlah
Para ibu tidak lagi menitipkan bayi pada rimbun pepadi yang
menguning
tidak ada lagi ribaan di balik rimbun
Sementara para ayah memilih menghabiskan waktu bermain judi
dan berbicara politik yang bahkan tidak mereka pahami
Rawamangun, 11 Maret 2012
No comments:
Post a Comment