Monday 9 June 2014

Rumah

Saatnya nanti aku menyapamu, sudikah kau tersenyum?
Malam ini seperti malam yang lampau ditambah aroma ada setiap pekat.
Aku berjalan menyusuri-lorong yang terasa semakin sepi.
Beberapa rumah dengan pintu tertutup menertawaiku.
Menertawai peluh yang mengucur pada dahiku
Lalu aku kembali berjalan menyusuri pekat.
Ada beberapa rumah denga taman-taman yang menarik,
Entah yang mana rumahmu
Sore tadi lorong ini sangat ramai akan tawa para bocah yang menghabiskan masa kanak-kanaknya
Namun aku enggan bertanya yang  mana rumahmu
Kurang romantis jika aku tahu rumahmu dari sekumpulan bocah yang entah anak  siapa

 Januari 2012

No comments:

Anugerah

Dari pinggiran trotoar yang kehilangan hangatnya matahari, seorang anak menangis setengah mengigil. Beberapa keping uang receh digenggaman...