Saatnya nanti aku menyapamu, sudikah kau tersenyum?
Malam ini seperti malam yang lampau ditambah aroma ada
setiap pekat.
Aku berjalan menyusuri-lorong yang terasa semakin sepi.
Beberapa rumah dengan pintu tertutup menertawaiku.
Menertawai peluh yang mengucur pada dahiku
Lalu aku kembali berjalan menyusuri pekat.
Ada beberapa rumah denga taman-taman yang menarik,
Entah yang mana rumahmu
Sore tadi lorong ini sangat ramai akan tawa para bocah yang
menghabiskan masa kanak-kanaknya
Namun aku enggan bertanya yang mana rumahmu
Kurang romantis jika aku tahu rumahmu dari sekumpulan bocah
yang entah anak siapa
Januari 2012
No comments:
Post a Comment