Wednesday 16 July 2014

Seandainya Tak Kau Jadikan Aku Mahasiswa


Seandainya tak kau jadikan aku mahasiswa
Aku akan jadi petani sukses dengan rumah sederhana berpagar bambu
Sawah tak akan terhitung
lelah kakimu menjelajahi
ternak-ternak tak akan lelah lahir

Seandainya tak kaujadikan aku mahasiswa
Kuberangkatkan anakku ke  sekolahmu dengan langkah penuh  
Tak akan pernah kubantah guru-gurumu
Tak akan kuadukan kau ke pengadilan walau dia menghukum anakku dengan apapun
Aku takut orang berdinas.

Seandainya tak kau jadikan aku mahasiswa
Pagi buta sebelum matahari terbangun,
Sembari bersiul aku berangkat menuju sawahku beserta petani lainnya
Dan sesaat sebelum matahari tertidur
Aku sudah berendam air panas Sipoholon sembari menikmati teh manis dan telur rebus

Seandainya tak kaujadikan aku mahasiswa
Tak akan kupedulikan berita-berita dan surat kabarmu
Kuhabiskan malam di lapo-lapo dengan segelas tuak sembari bernyanyi menunggu pagi
Langit masih di atas kawan  mari kita berpesta,
Lisoy

Seandainya tak kau jadikan aku mahasiswa
Akan kudengarkan ceramah-ceramahmu
sambil mengangguk-angguk
sambil menunggu istriku menyiapkan makan malam

Seandainya tak kau jadikan aku mahasiswa
Tak akan kupenuhi otakku dengan ilmu-ilmu yang akan hilang sesaat setelah kelulusan
Tak akan kupedulikan kebijakan-kebijakanmu yang nyatanya jauh dari kebijakan
Tak akan kutakuti anakku memiliki guru-guru bodoh
Tak akan

Rawamangun, 17 Juni 2013 

No comments:

Anugerah

Dari pinggiran trotoar yang kehilangan hangatnya matahari, seorang anak menangis setengah mengigil. Beberapa keping uang receh digenggaman...