Saturday 15 March 2014

Catatan Harian Pemain (Kilas Balik)

Rabu, 12 Maret 2014
Saya ingin bercerita, pada malam pertama mengikuti proses sebelum pementasan Lasiyah, sang sutradara menanyakan kesanggupan berproses sampai selesai atau tidak. Yang saya sanggupi dan siap menerima konsekuensinya.
Dua Minggu berlalu, itu artinya bengsas sudah lima kali latihan untuk proses Alogo.
Bertempat di pendopo samping FIP, saya sudah tiga kali mangkir, berarti baru dua kali mengikuti latihan.

Senin, 10 Maret.
 saya tiba pukul lima sore, dan ikut olah tubuh selama sepuluh menit, lalu saya istirahat dikarenakan lambung saya nyeri lagi. Bapak Deny pun menyuruh saya duduk.
Setengah jam olah tubuh, lalu teman-teman saya diajarkan bermain pedang untuk adegan awal. Alat yang diperbolehkan menjadi pedang yaitu kayu yang panjangnya minimal berukuran satu meter. Latihan berperang berlangsung sampai menjelang Maghrib.
“yang ngebuat lambung lo nyeri itu bukan karena belum makan, tapi karena gak minum air putih tiap pagi”. Itulah wejangan dari bang Setep yang gue iyakan agar rajin minum air putih.
Selepas Maghrib, para ksatria tetap latihan koreo berpedang, saya ikut teman-teman lain reading naskah.
Pembacaan dialog yang apik dari kak Adi, kak Mussab, kak Mae, kak Setepanus, kak Syekh, dan kak Nilam, juga beberapa kakak-kakak yang lain, membuat saya semakin yakin untuk ikut proses. Saya sadar tidak bisa membantu banyak. Makanya saya ingin berperan di bagian tim produksi.

Selasa, 11 Maret.
 sempat olah tubuh sepuluh menit, berlari mengitari FIP dan push up sebentar, lalu berlatih pedang lagi sampai maghrib. Tibalah saya letih lagi. Bapak pun menyuruh saya istrirahat lagi sambil jagain dispenser untuk minum teh. Bunda Helvy pun menyuruh saya untuk duduk saja jangan sampai saya kecapekan. Hari itu pun pertama kali saya melihat bunda helvy memanjat pagar FIP. Hehehe lucu.
Sembari duduk, saya bertanya kepada, bapak Deny, “pak, saya bisa bantu apa?”
“udah, elu gak usah bantu apa-apa dulu, nih denger, seandainya elu gak bisa berenang lalu ada temen bengsas yang tenggelam dan minta bantuan, apa elu bisa bantuin? Yang ada malah mati bareng.”
Saya berniat menulis curhatan ini dengan maksud agar bapak Deny tahu bahwa saya masih mau lanjut ikut proses. Terima kasih sebelumnya pakkk. Bapak jangan hopeless dulu sama kami pakk.

Oh iya, untuk tanggapan saya kepada naskah Alogo, saya menerima durasi pementasannya berlangsung maksimal 2 jam saja, jangan seperti pementasan HPP di GBB kemarin, agak kelamaan.
sekian, dan terima kekasih dari bapak Takeshi.
Apa lihat-lihat? Kami aktor, bukan televisi. Aumh!

Salam manis, kodok.

No comments:

Anugerah

Dari pinggiran trotoar yang kehilangan hangatnya matahari, seorang anak menangis setengah mengigil. Beberapa keping uang receh digenggaman...