Alhamdulillah
Kamis, 27 Maret 2014
Sms ka Oji masuk masuk baru pukul 4.45 sore tentang latihan dimajukan jadi jam 4.30 karena ada orang dari Kemenkes akan datang melihat dramatisasi hari ini, saya sempat kaget, langsung saya balas smsnya saya baru keluar kelas, saya langsung bergegas menuju mesjid untuk sholat asar dang anti baju latihan.
Tiba
diterbuk, lagi-lagi perasaan malu, menyesal, dan bersalah menghantui karena
lagi-lagi datang telat. maaf semuanya -_- saya sudah berusaha untuk tidak
datang terlambat.
Disana
sudah ada bunda, ka dinda, ka deny dan satu orang perempuan dari kemenkes
kelihatan sedang asik berbincang. Dan yang lainnya sedang olah tubuh. Karena keadaan
cuaca yang sudah mulai rintik-rintik dramatisasi dimulai di depan BAAK. Setelah
semuanya selesai untuk para pemain proses Alogo kembali ke Terbuk karena
ternyata langit tidak jadi menangis.
Usai
sholat maghrib kita tidak menggarap adegan. Sutradara mengumpulkan kita semua,
ada yang ingin disampaikan olehnya. Ini bukan dramatisasi juga bukan
penggarapan adegan, selesai Ka deny berbicara tentang kekecewaannya dia di
minggu ini, yaitu lagi-lagi tentang kedisiplinan keterlambatan dan kehadiran,
lalu property yang tidak ada kemajuan, begitu juga kostum, lalu tentang
kerjasama dengan Kemenkes untuk yang pertama dan terakhir kalinya menurut dia, beberapa
orang mulai menangis ketika mereka menyampaikan apa yang ingin disampaikan kepada
sutradara.
Sedih?
Yaa, ingin menangis? Yaa, merasa bersalah? Apalagi -_-
*Saat hujan
Berteriaklah di depan air terjun tinggi,
berdebam suaranya memekakkan telinga
agar tidak ada yang tahu kau sedang berteriak
berdebam suaranya memekakkan telinga
agar tidak ada yang tahu kau sedang berteriak
Berlarilah di tengah padang ilalang tinggi,
pucuk2nya lebih tinggi dari kepala
agar tidak ada yang tahu kau sedang berlari
pucuk2nya lebih tinggi dari kepala
agar tidak ada yang tahu kau sedang berlari
Termenunglah di tengah senyapnya pagi,
yang kicau burung pun hilang entah kemana
agar tidak ada yang tahu kau sedang termangu
yang kicau burung pun hilang entah kemana
agar tidak ada yang tahu kau sedang termangu
Dan, menangislah saat hujan,
ketika air membasuh wajah
agar tidak ada yang tahu kau sedang menangis, Kawan
ketika air membasuh wajah
agar tidak ada yang tahu kau sedang menangis, Kawan
Perasaan adalah perasaan,
Tidak kita bagikan dia tetap perasaan
Tidak kita sampaikan, ceritakan, dia tetap perasaan
Tidak berkurang satu helai pun nilainya
Tidak hilang satu daun pun dari tangkainya
Tidak kita bagikan dia tetap perasaan
Tidak kita sampaikan, ceritakan, dia tetap perasaan
Tidak berkurang satu helai pun nilainya
Tidak hilang satu daun pun dari tangkainya
Perasaan adalah perasaan,
Hidup bersamanya bukan kemalangan,
Hei, bukankah dia memberikan kesadaran
betapa indahnya dunia ini?
Hanya orang2 terbaiklah yang akan menerima kabar baik
Hanya orang2 bersabarlah yang akan menerima hadiah indah
Hidup bersamanya bukan kemalangan,
Hei, bukankah dia memberikan kesadaran
betapa indahnya dunia ini?
Hanya orang2 terbaiklah yang akan menerima kabar baik
Hanya orang2 bersabarlah yang akan menerima hadiah indah
Maka nasehat lama itu benar sekali,
Menangislah saat hujan,
ketika air membasuh wajah
agar tidak ada yang tahu kau sedang menangis, Kawan
Menangislah saat hujan,
ketika air membasuh wajah
agar tidak ada yang tahu kau sedang menangis, Kawan
*Tere Lije
Beberapa
kalimat yang saya tulis dinaskah
“Ada tempat dimana kita harus bercanda dan ada
tempat dimana kita harus diam dan mendengarkan” – Ka Deny
“Di
Bengkel lo ngga Cuma belajar jadi aktor tetapi juga belajar untuk menjadi
dewasa” –Ka Nilam
-Talithashb-
No comments:
Post a Comment