Saturday 29 March 2014

Catatan Pemain Kamis,20 Maret 2014

Selamat malam semua, hari yang cukup melelahkan untuk sebuah hari, oiyaa hei kakak-kakak yang sedang berlatih ‘Tokoh-tokoh’ apakah kalian sudah selesai latihan? Bagaimana latihan hari ini? Sepertinya ka ikhwal semakin keren aja jadi tokoh 4 hihihihi.... pokoknya semangat terus yaa kakak-kakak. Rasanya ingin lagi memainkan naskah itu hehe :D

Hari ini adalah hari yang terpenting, kenapa penting? Karenaaa Torres ulangtahun yeeeeay!!!  Happy birthday to you happy birthday to you.. yee hahahahah okey maaf kembali ke catatan lagi yaw

Tepat pukul 16.50 saya sampai di depan pagar pendopo FIP, disana sudah ada Bapak Ka Deny, ka mussab, ka nasrul, ka jony dan dua teman angkatan saya yaitu radit atau yang biasa dipanggil jono dan despian yeay! dan tidak lama kemudian teman-teman yang lain datang, yeay jadi tambah rame deyh, lalu bapak langsung menyuruh anak-anak untuk memegang pedang, ketika aku ingin mengambil pedang kepunyaanku yang dulu sempat aku bawa dari rumah, tongkat hasil patahan sapu yang aku bungkus koran waktu itu kini menghilang, entah dia berada dimana, tongkatku ku merindukanmu huuu... tapi ya sudahlah katanya memang tongkat-tongkat tersebut pada menghilang, akhirnya dari tongkat-tongkat yang ada, aku ambil yang paling bagus yeay! tongkatnya ringan sekali nyaman untuk dibuat pedang, terimakasih ka mussab yang sudah membuatkan tongkat senyaman itu dan aku akan menjaganya hingga latihan selesai huehehehe

Latihan dibuka tidak seperti biasanya, kalo biasanya kita ber yel-yel terlebih dahulu tapi tadi kita langsung main pedang yehehehe ada koreo baru lohhhh, koreo pedang kali ini kita disuruh mengayunkan pedang kebawah lalu keatas sambil kaki kanan ikut mengayun ke atas dan hiyah! Badan memutar sambil mengayunkan pedang ke arah kiri, yeeay! Percobaan pertamaku yang cukup keren hahaha

Semakin hari koreo pedang ini semakin sulit dilakukan karena koreo pedang yang masih mudah kemarin itu gerakan kita masih fals kata bapak akhirnya sambil mencoba koreo baru kita juga sambil berlatih koreo pedang yang sudah diajarkan sebelumnya. Tadi ketika saya melihat Sabrina Geavani memainkan pedang saya tertawa terbahak-bahak karena ayunan pedangnya seperti penari yang sedang memainkan pedang wkwkwkwk tapi saya juga belum lebih baik dari dia sih tapi saya yakin kita pasti bisa yeay!

Setelah adzan magrib kita semua pindah ke tempat latihan tokoh-tokoh yang dulu yaitu disamping fip disamping parkiran juga hehehe tapi keliatannya tempat latihan ini terlalu sempit untuk melakukan sebuah adegan dalam naskah Alogo ini, hafttt

Teman-teman yang sholat segera menuju mesjid, tapi ada juga yang sholatnya di tempat latihan,  kebetulan saya lagi tidak sholat, akhirnya saya Anita,Egi,Jono dan despian mengobrol disitu ada ka ziya juga loh, ka ziya yang sedari tadi berdebat dengan Egi memakai bahasa sunda yang sangat khas itu membuat saya terbengong-bengong untuk mengartikannya tapi tetep aja saya ngga ngerti wkwkwk

Waktu menunjukkan pukul 19.45 waktunya latihan dimulai kembali, jengjengggg adegan ketika Jendral Alogo yang diperankan oleh ka mussab diberi penghargaan oleh Raja Balga yang diperankan oleh Ka Sekh, diadegan tersebut bapak menambahkan-menambahkan orang-orang seperti tiga orang sedang mengobrol, dua dayang, dua pelayan minuman, satu pelayan medali dan satu pemutar babi guling yeeee panggungnya rame hahahah, disitu saya mengajukan diri untuk menjadi pelayan minuman bersama ilma, tapi adegannya agak failed karena kita tidak hafal naskah huhuhuuu sekali lagi maaf bapak. Setelah adegan itu dilanjutkan adegan satu ketika adegan raja dolok yang diperankan oleh ka stef murka kepada utusan dari kerajaan Hariara yang diperankan oleh ka Oji, belum selesai adegan tersebut waktu sudah menunjukkan mendekati pukul 8, maka bapak memutuskan untuk menutup latihan.

Setelah ditutup ternyata hujan masih mengguyur UNJ, akhirnya bapak mengajak kita mengobrol sebentar tentang bengsas yang dulu, lalu kisah bapak ka deny menjadi anak BEM, dan tentang satpam yang diajak ngobrol bapak, ternyata bukan dia yang mencabut listriknya wkwkwk sementara kakak-kakak senior sedang berlatih tokoh-tokoh. Bapak bercerita banyak, dan banyak melontarkan pertanyaan yang rasanya bikin nyesek dijawab, tapi bapak memperbolehkan kami untuk tidak menjawab karena katanya tidak semua pertanyaan harus dijawab. Malam ini bapak kembali membuat kami merenung.


Jadi bagaimana teman-teman, apakah kalian sudah menemukan jawabannya?

-talithashb-

No comments:

Anugerah

Dari pinggiran trotoar yang kehilangan hangatnya matahari, seorang anak menangis setengah mengigil. Beberapa keping uang receh digenggaman...