Saturday 8 March 2014

Rabu, 26 Februari 2014

Tepuk tangan untuk pementasan “Tokoh-Tokoh”. Pementasan berjalan dengan baik dan mendapat apresiasi yang baik pula dari para penonton. Tidak lupa kita ucapkan kepada rekan-rekan yang membawa murid mereka untuk menonton. Eva Susanti dengan siswa IZADAH. Terimakasih. Kabar baik dan kabar buruk. Kabar baik, Bengsas diundang untuk pentas di Kubah Budaya Banten pada bulan Juni dan di Kalimantan oleh Komunitas Santri (Komsan). Kabar buruk ialah kita dana pementasan belum terlihat sama sekali dan saat ini saya berada dalam kondisi keuangan yang memprihatinkan. “Mampus kau dikoyak-koyak Sarimi” demikian pendapat Musap. Stefanus sudah memuat tulisan “ Ketika Alogo disandingkan dengan Achilles” Watip juga membuat tulisan yang isinya kurang lebih “Penghianatan merupakan bumbu yang sedap dalam naskah Alogo” dia menyarankan adanya penghianatan. Saran yang sangat patut untuk dipertimbangkan. Andral dengan “Curhatan Alogo” yang isinya menurut saya menarik dan gampang dipahami. Katanya dia sangat ingin menjadi Putri Tapian. Permintaan yang sangat sulit untuk dikabulkan tapi akan tetap saya pertimbangkan. Diah atau biasa disapa kodok dia membuat tulisan dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai naskah dan beberapa saran. Katanya dia kurang menerima ending pada naskah. Dia memang adik kelas dengan seribu pertanyaan-pertanyaan lucu dan terkadang aneh. Dina, Nilam dan Dini dengan bantuan Hamidah tentunya telah menyelesaikan AD/ART Bengsas. Mereka memang sangat layak diandalkan. Terimakasih adik-adikku tercinta. Sekarang tinggal menambahkan sedikit editan dan menanyakan pendapat Ibu Bengsas yaitu Bunda Helvy Tiana Rosa. Latihan sudah dimulai pada hari senin. Sedikit miris. Minim apresiasi. Hal ini terjadi karena jarkoman yang saya buat tidak berjalan sebagaimana mestinya. Terngiang kembali ucapan Juanda Riski “Apa tidak sebaiknya kita tunda sampai pementasan Lasih selesai?” dia ada benarnya juga. Maafkan kurang memperhatikan saran ini. Malam ini, gladi resik pementasan Lasiyah dan evaluasi Tokoh-Tokoh. Senang rasanya melihat aktivitas pra pementasan di Aula S. Hal ini mengingatkan masa-masa Bengsas awal. Sedikit nostalgia. Terlihat Nilam yang menitikkan air mata karena tetek bengek Selebrasi Cinta, acara tahunan yang selalu diadakan Bengsas. Senang melihat Nilam menangis dalam artian bukan senang melihat dia sedih atau marah namun senang melihat kepeduliannya yang begitu besar terhadap Bengsas (Rumah) ini. Jika dia tidak peduli tentu dia tidak akan meluangkan waktu untuk menangis bukan? Semoga masih banyak yang peduli. Sudah sangat tidak sabar memulai proses ini. Senin depan sudah dijadwalkan untuk latihan dasar. Kita lihat suasana latihan Senin depan. Semangat. “Apa liat-liat kami aktor bukan televisi, uh”

No comments:

Anugerah

Dari pinggiran trotoar yang kehilangan hangatnya matahari, seorang anak menangis setengah mengigil. Beberapa keping uang receh digenggaman...