Thursday 10 April 2014

Latihan minggu ke-5 catatan pemain



Hari itu aku sempat berpikir tentang hal yg mendasari berupa-rupa kejadian hari itu. Aku sempat berpikir apa adakah gunaku disana saat itu. Hanya duduk dan mengikuti perintah yang diberi sang sutradara. Tanpa ada penawaran pikiran yang ku yakin sutradara pun pasti menunggu hal itu. Temanku yang lain mungkin juga memikirkan apa yang ku pikirkan pula. Tapi sumpah, ku tak tahu apa yang harus ku perbuat. Dia meminta kami untuk memberi penawaran-penawaran tentang peran-peran yang akan dilakonkan. Faktanya kami belum mengerti mengenai hal itu, belum cukup berani mengungkapkan, belum cukup bisa untuk bisa seperti itu. Ya memang aku pernah berteater saat di sma, seperti yang kalian tahu juga seperti apa teater di sma. Kami tokoh hanya harus mengikuti apa yg sutradara inginkan. Sutradara berkata a maka kami a. Sutradara berkata b maka kami b, begitu lah seterusnya. Walau dalam hanya hal koatum dan make up aku dilepas untuk mencari penawaran apa yang diinginkan. Maka dari itulah mohon jangan terlalu memaksa kami untuk berusaha berpikir sendiri memberi penawaran-penawaran. Kami bingung jika seperti itu. Dengan berjalannya waktu kemudian dan kemydian, pastilah ada saatnya kami telah mengerti dan berani untuk mencoba seperti apa yang telah lama ada di bengkel sastra. Ada yang bilang kalau di bengkel itu bukan untuk belajar, jika seperti itu apa yang kami bawa saat pertama kami masuk ? Bekal apa yang telah kami punya ? Kami tak punya apa-apa jika kita tidak belajar disini.
Ada pula perasaanku yang lain ketika hanya segelintir orang yang latihan diwaktu latian yang telah ditentukan. Aku tak pernah menilai diriku benar, namun aku hanya minta diingatkan ketika lain kali dilain waktu aku pun melalukan hal yg sama. Hingga sehabis magrib tetap berharap semoga yang lainnya seraya datang untuk berlatih. Semangat latihan saat itu meredup hingga titik hampir gelap, tapi kembali terang ketika melihat sutradara memiliki semangat lain yang sangat menggebu. Kita berlatih dengan sangat asyik saat itu namun tetap terasa sepi tanpa ada yg lain yang diatas kami. Koreo-koreo baru kami dapat dengan ramah. Di latian hari terakhir minggu ini semangat sangat amat mengumpul di atas kepala karena hampir semua aktor yg berperan dan semua yang lainnya hadir di teater terbuka. Sayangnya aku salah dan mungkin membuat yang lainnya merasa bete karena aku berlatih tampa menghunakan baju latian yang seharusnya. Latihan yang melelahkan namun semua ini belum apa-apa. Harus tetap menjaga mood, semangat dan harmonisasi diantara orang-orang diproses ini.

Junet
Catetan latian minggu ke 5

1 comment:

Unknown said...

Gue memikirkan hal yang sama, juns. Nggak tau mau ngasih penawaran apa :"<

Anugerah

Dari pinggiran trotoar yang kehilangan hangatnya matahari, seorang anak menangis setengah mengigil. Beberapa keping uang receh digenggaman...