Hari itu aku sempat berpikir tentang hal yg mendasari
berupa-rupa kejadian hari itu. Aku sempat berpikir apa adakah gunaku disana
saat itu. Hanya duduk dan mengikuti perintah yang diberi sang sutradara. Tanpa
ada penawaran pikiran yang ku yakin sutradara pun pasti menunggu hal itu.
Temanku yang lain mungkin juga memikirkan apa yang ku pikirkan pula. Tapi
sumpah, ku tak tahu apa yang harus ku perbuat. Dia meminta kami untuk memberi
penawaran-penawaran tentang peran-peran yang akan dilakonkan. Faktanya kami belum
mengerti mengenai hal itu, belum cukup berani mengungkapkan, belum cukup bisa
untuk bisa seperti itu. Ya memang aku pernah berteater saat di sma, seperti
yang kalian tahu juga seperti apa teater di sma. Kami tokoh hanya harus
mengikuti apa yg sutradara inginkan. Sutradara berkata a maka kami a. Sutradara
berkata b maka kami b, begitu lah seterusnya. Walau dalam hanya hal koatum dan
make up aku dilepas untuk mencari penawaran apa yang diinginkan. Maka dari
itulah mohon jangan terlalu memaksa kami untuk berusaha berpikir sendiri
memberi penawaran-penawaran. Kami bingung jika seperti itu. Dengan berjalannya
waktu kemudian dan kemydian, pastilah ada saatnya kami telah mengerti dan
berani untuk mencoba seperti apa yang telah lama ada di bengkel sastra. Ada yang
bilang kalau di bengkel itu bukan untuk belajar, jika seperti itu apa yang kami
bawa saat pertama kami masuk ? Bekal apa yang telah kami punya ? Kami tak punya
apa-apa jika kita tidak belajar disini.
Ada pula perasaanku yang lain ketika hanya segelintir
orang yang latihan diwaktu latian yang telah ditentukan. Aku tak pernah menilai
diriku benar, namun aku hanya minta diingatkan ketika lain kali dilain waktu
aku pun melalukan hal yg sama. Hingga sehabis magrib tetap berharap semoga yang
lainnya seraya datang untuk berlatih. Semangat latihan saat itu meredup hingga
titik hampir gelap, tapi kembali terang ketika melihat sutradara memiliki
semangat lain yang sangat menggebu. Kita berlatih dengan sangat asyik saat itu
namun tetap terasa sepi tanpa ada yg lain yang diatas kami. Koreo-koreo baru
kami dapat dengan ramah. Di latian hari terakhir minggu ini semangat sangat
amat mengumpul di atas kepala karena hampir semua aktor yg berperan dan semua
yang lainnya hadir di teater terbuka. Sayangnya aku salah dan mungkin membuat
yang lainnya merasa bete karena aku berlatih tampa menghunakan baju latian yang
seharusnya. Latihan yang melelahkan namun semua ini belum apa-apa. Harus tetap
menjaga mood, semangat dan harmonisasi diantara orang-orang diproses ini.
Junet
Catetan latian minggu ke 5
1 comment:
Gue memikirkan hal yang sama, juns. Nggak tau mau ngasih penawaran apa :"<
Post a Comment