Monday 26 May 2014

Anjing tuhan manusia

-        Apa yang membuat manusia menjadi mahluk yang paling sempurna
+       Tentu saja karena manusia memiliki akal?
-        Lah, bukankah hewan juga memiliki akal?
+       Tentu saja tidak, hewan hanya memiliki insting dan tak mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah, tak mampu membedakan yang baik dan yang jahat
-        Lantas apa karena alasan itu sehingga manusia berkuasa atas segala hewan dan tumbuhan dan tidak akan mungkin sebaliknya?
+       Tentu saja bukan, manusia berkuasa atas mahluk lain bukan karena dia mengerti mana yang baik dan mana yang jahat,tetapi karena memang itulah kodratnya sebagai manusia
-        Kalau memang manusia berkuasa atas mahluk lain, lantas siapa yang berkuasa atas dirinya? Apakah dirinya sendiri?
Tentu saja bukan, manusia tidak berkuasa atas dirinya sendiri. Masing-masing manusia memiliki tuhannya masing-masing yang akan berkuasa terhadap dirinya. Tentu saja tuhan yang menurutnya yang paling benar
-        Lantas, bagaimana jika manusia ingin hanya tuhannyalah yang benar?
+       Tentu saja hal ini akan mengubah kodratnya dari mahluk yang paling sederhana menjadi mahluk biasa, sama seperti hewan dan tumbuhan
-        Kenapa bisa seperti itu?
+    Tentu saja itu merupakan kodrat. Sama seperti anjing yang mengagungkan  tuannya. Yang menyalak bila ada anjing lain atau orang lain yang melintasi teritori tuannya seolah-olah memaksa mahluk lain untuk takut pada tuannya.
Padahal, salakan, gonggongan bahkan gigitannya sekalipun tidak menambah apapun pada wibawa dan pamor tuannya
Malah, hanya akan membuat mahluk lain menjadi kesal, benci atau marah pada tuannya karena dianggap tak mampu mendidik anjingnya
-        Apakah itu berarti kau menyalahkan manusia yang ingin tuhannya benar?
+     Tentu saja dia benar. Dia benar sekaligus salah. Benar karena dia menghormati apa yang dia anggap benar. Salah   karena di memaksa mahluk lain untuk menyatakan benar terhadap sesuatu yang manusia tadi anggap benar
-          Lantas kenapa kau terlihat begitu menggurui? Dan berani menentukan mana yang benar dan mana yang salah? Bukankah itu sebuah kesalahan untukmu? Memangnya kau siapa ?
+        Hahahaha. Tentu saja aku adalah tuhan. Dan tentu saja tuhan tidak boleh salah. Itu sudah menjadi sebuah kodrat
-          Hahahaaha, kau adalah tuhan? Sungguh menggelikan
+        Hahahaha tentu saja kau boleh tertawa. Tenang saja, kau tidak perlu menyembahku, toh kau bukanlah hambaku. Aku sudah memiliki hambaku sendiri, yaitu diriku sendiri dan aku adalah Tuhan untuk diriku sendiri.
-          Kenapa bisa begitu kau bercanda?
+        Hahahaha tentu saja aku tidak bercanda. Ini semua kulakukan agar aku menganggap diriku benar. Dan tentu saja tidak akan ada manusia lain yang akan mempermasalahkan ketuhananku. Tidak akan ada hamba-hamba yang harus berperang atas namaku, memperebutkan siapa yang benar dan siapa yang salah. Mengklasifikasikan mayoritas dan minoritas menurut tuhannya masing-masing.
Karna ketahuilah, bahwa sesungguhnya jumlah hamba bahkan mulai dari hitungan jari hingga berlipat-lipat dari jumlah pasir di pantai tidak akan mampu mempengaruhi kebesaran, kemuliaan atau keagungan para tuhan
Karna pada dasarnya, keagungan adalah kodrat pada tuhan. Dan manusia tidak memiliki apapun yang mampu untuk mengurangi atau menambah seujung kukupun dari keagungan para tuhan.
Jadi bagaimana? Maukah kau menjadi tuhan?

No comments:

Anugerah

Dari pinggiran trotoar yang kehilangan hangatnya matahari, seorang anak menangis setengah mengigil. Beberapa keping uang receh digenggaman...