Tuesday 25 July 2017

Anugerah Katamu


Dari pinggiran trotoar yang kehilangan hangatnya matahari pagi, seorang anak menangis setengah menggigil. Beberapa keping uang receh di genggaman dan sandal butut kehilangan. Hujan tidak begitu deras namun sarapan tidak akan datang. Kepingan uang receh di tangah massih sangat sedikit dan jalanan penuh dengan orang yang terburu-buru atau berteduh. Hujan adalah anugerah bagi beberapa orang dan malapetaka bagi sebagian lagi.
Bingung dan putus asa.
Hendakkah ia berkata lapar? Tapi apa gunanya? Hanya mengingatkanmu pada suatu hal yang tak ingin kau miliki.

Dulu tidak begini, di pagi hari yang dingin atau cerah selalu ada susu hangat dan omelan manis dari ibunya. Lalu di siang hari akan ada lomba layang-layang sampai sore datang dan ia pulang ke rumah dengan penuh lumpur. Hujan boleh turun seenaknya karena tidak akan ada yang menggigil dan tidak akan ada lapar. Hujan hanya akan jadi hal yang menarik lainnya karena si anak kecil akan berdiam diri di depan jendela dan melihat buih-buih hujan dari cucuran atap serta membayangkan dia jadi superhero.  

Anugerah

Dari pinggiran trotoar yang kehilangan hangatnya matahari, seorang anak menangis setengah mengigil. Beberapa keping uang receh digenggaman...